Kamis, 18 Oktober 2007

Lebaran paska Ramadhan

Sungguh sebuah suasana yang sangat menyejukkan kemudian memprihatinkan.

Bulan Ramadhan adalah bulan penggemblengan, bulan bengkel rohani, bulan pesantren kilat seperti yang sering kita perhatikan atau dipublikasikan oleh berbagai media maupun ustadz.

Sangat menyenangkan suasana Ramadhan yang senantiasa diisi oleh pribadi yang lembut, pribadi yang taat, pribadi yang selalu berpikiran positif, pribadi yang selalu mendahulukan berpikir sebelum bertindak, pribadi yang mencintai AlQur'an sebagai bacaan harian yang lebih banyak daripada lembaran koran, pribadi yang senantiasa menunggu beberapa puluh menit sebelum waktu shalat wajib tiba, pribadi yang mencintai shalat wajib lebih dulu daripada rapat-rapat yang nilainya tak sebanding dengan keistimewaan shalat wajib sebagai konsekuensi pribadi yang hidup dibumi Sang Penguasa alam semesta, pribadi yang mencintai shalat sunnah di malam hari - baik sendiri maupun berjamaah demi mengharap keutamaan bulan yang penuh berkah dan ampunan.

Sayang, seolah semua latihan yang dijalankan selama sebulan itu menjadi lengang di masjid atau musholah yang saat bulan Ramadhan senantiasa penuh dengan pribadi yang melaksanakan shalat sunnah dan baca AlQur'an. Shalat zhuhur yang sebelumnya penuh dengan jamaah, kini menjadi lengang dikalahkan oleh urusan kantor yang seolah akan hidup selamanya. Diskusi tentang mencari jalur bisnis mengalahkan diskusi tentang hablum min Allah dan hablum min AnNas yang sesuai syari'at dan tuntunan Rasulullah dan para sahabat.

Semoga kita tidak salah mengartikan tentang pernyataan pahala ibadah yang berlipat ganda di bulan Ramadhan dengan memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan dan bermalas-malasan ibadah di bulan selain Ramadhan. Tapi kita jadikan bulan selain Ramadhan sebagai implementasi pengabdian manusia yang hidup di bumi Sang Pencipta alam semesta dan implementasi manusia karena telah dipercaya sebagai khalifah dimuka bumi, walau khalifah yang paling sedikit area kekuasaannya yaitu keluarga, atau kalifah terhadap dirinya sendiri yang akan membawa dirinya menghadap Sang Pencipta. Tak ada hidup yang percuma walau tidak mengemban tanggung jawab sekalipun apalagi mengemban tanggung jawab yang demikian besar. Dan menjadikan bulan Ramadhan sebagai bonus ibadah kita yang tentunya banyak sekali kekurangan dan cacat yang kita laksanakan pada sebelas bulan lainnya.

Ya Allah, Tuhan pencipta dan pemilik segala
Jadikanlah aku ciptaanMu dan milikMu yang Engkau kasihi
Ya Allah, Tuhan yang maha kaya dan yang maha pemberi
Jadikanlah aku hamba yang meminta hanya padaMu
Ya Allah, Tuhan pemilik segala ilmu
Jadikanlah diriku dan anak-anakku senantiasa menerima keberkahan ilmu
Ya Allah, Tuhan dari segala ciptaan
Jadikanlah kami hamba yang lebih membesarkanMu daripada ciptaanMu dan urusan kami


Sungguh bulan mulia dan segala bulan adalah milik Sang Pencipta, maka jadikanlah diri kita senantiasa siap siaga di segala waktu dan tempat untuk senantiasa berada dalam ridhoNya, menjadikan segala aktifitas sehari-hari agar senantiasa mendapatkan ridhoNya dengan cara mendahulukan syar'i daripada nafs.